Rabu, 27 Juni 2012

Day 17. Countless Time Movie I have Seen

Hari Ketujuhbelas
Film yang ga terhitung lagi entah udah berapa kali saya tonton pastinya film-film yang sering diputar di televisi. Yah, berterima kasih deh ke stasiun televisi swasta yang bersedia menayangkan film yang dulunya saat tayang di bioskop ga saya tonton, ato karena malas nyarinya (entah di rental, lapak ato gratis lewat internet).
Saya ga mau bahas film yang nontonnya lewat acara di tv deh. Itu lain cerita lah! Secara kalo nonton biasanya pasti malam hari (yang mana biasanya dulu selalu rebutan ama penghuni rumah/kos yang lain),  nonton lewat tv juga kurang seru karena ga bisa sepuasnya nyetel volume speaker kencang!
Selain film-film jadul kungfu Cina, saya udah berulang kali nonton film
Liat dari tahun-tahun filmnya ketauan banget yak kalo saya bukan abege lagi... Hihihi
Liat dari genrenya juga ga ada yang 'aneh-aneh'. Karena yaa jujur aja, film (DVD ato VCD) adalah barang yang wajib ditonton rame-rame di rumah jadi orangtua saya dulu ga  mengizinkan anak-anaknya untuk menonton apaalagi sampai mengoleksi film-film kategori dewasa (menjurus bok*p). Lemari, meja, rak bahkan kolong tempat tidur pasti sering disidak, dengan ato tanpa disaksikan ama anak-anaknya. Alhasil, kamar saya selalu bersih dan rapi.
Hwehehehe...

Coretan Selengkapnya...

Selasa, 26 Juni 2012

Day 16. Character on Movie who I can Relate to The Most

Hari Keenambelas
Hhmmm... karakter siapa ya yang paling pas menggambarkan saya??
Yang pasti, saya itu cantik kayak Elise Clifton-Ward (Angelina Joulie) di The Tourist (2010)
Hahaha... pasti dah banyak yang teriak protes, demo ke Senayan minta hturunkan harga BBM  saya sadar dan insyaf! Ya iyalah, secara saya khan emang lebih cantik dari dia. Hehehe...
Saya juga pintar dan cerdas, punya ingatan tajam dalam pelajaran kayak Hermione Granger (Emma Watson) dalam film Harry Potter (2001 hingga 2011). Jadi, wajar donk sejak SMP hingga SMA selalu dapat peringkat 2 besar di sekolah, dan masuk PTN bergengsi. Cihhuuiiiiyyy...!!
Ada lagi nih, saya itu mirip juga lho dengan karakter Sue (Wei Vicki Zhao) di So Close (2002). Cewek cantik satu ini selain cerdas, jago komputer juga jago bela diri. Yup, kompilit dah!
Jago masak?? Hohoho... pastinya! Berbagai olahan daging dan ikan khas nusantara saya bisa masak, dengan rasa yang ga kalah bersaing juga dengan kelas resto. Tapi tolong jangan suruh saya bikin kue deh, saya benar-benar ga bisa! Kalo nyicip dan menghabiskan mah saya jago. Hahaha...

Trus, kalo saya merasa kayak Jamie Sullivan (Mandy Moore) di A Walk to Remember (2002) pantas ga ya?
Cewek yang religius, karena berasal dari keluarga Kristen yang taat (anak Pendeta) yang masih memegang nilai-nilai ajaran agama, ga mau seks bebas sebelum menikah.
Aahh... cewek yang udah langka banget ya di zaman sekarang.

Jadi kalo saya merasa kalo saya adalah perpaduan semua karakter di atas, salah saya? Salah emak saya?? Salah teman-teman sekampung saya?? Salah sendiri kamu baca postingan ini.
Hehehe...


Coretan Selengkapnya...

Senin, 25 Juni 2012

Day 15. Awesome Movie Idea

Hari Kelimabelas
Ide cerita suatu film (terutama fiksi) biasanya dibuat dari imajinasi seorang penulis (naskah film ato novel). Untuk berimajinasi sendiri pun ga mudah. Yang namanya Mas Ilham itu suka datang ga diundang, pergi ga bilang-bilang. (diiihh... kayak apaan aja dah!)
Ada banyak ide film yang mengagumkan dan membuat saya tercengang. Liat aja contohnya film Harry Potter. Awalnya J.K. Rowling hanya iseng duduk di peron stasiun menunggu kedatangan kereta sambil membaca koran, lalu terlintas di benaknya seandainya ada peron bernomor 9 3/4 yang menembus tiang tembok dan bisa menuju ke suatu negeri antah berantah dimana sekolah sihir ternama, Hogwarts berada.
Ide brilyan lainnya sebenarnya udah lama sih ya datang dari film dan bahkan menginspirasi dunia di berbagai bidang. Sebut saja dulu film Star Wars.

Film keluaran tahun 1980an ini sukses menginspirasi dunia tentang dunia antariksa dimana pada era itu masih sangat jarang teknologi yang bisa membawa manusia terbang ke luar angkasa.

Ide film ini kalo dinalar sih kayaknya kok kurang pas ya, secara ga mungkin kita bisa masuk ke dalam perut bumi dimana makin ke dalam menuju inti bumi, suhunya makin puannaaaass... Seandainya kita mengebor dari kulit bumi di belahan yang satu dan ingin sampai ke belahan bumi lainnya secara linear, ga ada material dari alat, pesawat ato apapun yang sanggup menembus lapisan bumi tersebut. Tapi, namanya juga fiksi khan...
Hehehe...

Selain ide film tentang perjalanan ke antariksa (bulan, Mars, dsb) dan perjalanan ke pusat bumi, ada juga nih film yang menggambarkan perjalanan ke neraka.
Dante's Inferno: An Animated Epic (2010)
Saya hanya membahas dari film Dante aja nih, karena Drag Me to Hell sendiri adalah film thriller horror yang mana saya ga suka menontonnya!
Film Dante ini mengisahkan seorang prajurit Roma (setting Perang Salib) yang rela pergi ke neraka untuk menyelamatkan roh kekasihnya Beatrice yang meninggal karena dibunuh. Dante harus melewati berbagai mahluk penjaga neraka dan bagaimana para roh orang-orang yang udah mati mengalami siksaan itu secara gamblang digambarkan disana.

Yeah... lantas apakah dengan adanya ide film-film ini, orang-orang pun akan mudah melakukan perjalanan ke tujuan masing-masing? Wah, kalo saya mah ga usah deh jauh-jauh ke neraka. Hehehe...
Coretan Selengkapnya...

Jumat, 22 Juni 2012

Day 14. Best Movie that I Saw During 2011

Hari Keempatbelas

Tahun 2011 adalah tahun suram buat pecinta film, karena berbulan-bulan film-film box office dunia tidak masuk ke Indonesia. Alhasil, bioskop-bioskop di Indonesia hanya diisi dengan film-film lokal yang as we know mostly geje dan beberapa film-film lawas yang sudah basi. Herannya bajakan film-film bagus itu juga semakin telat nyampenya dan rada susah ditemukan di lapak-lapak ato di rental. Mungkin solidaritas kali yak??

Di semester kedua kemudian, si Om yang baik hati -- Jero Wacik (saat itu menjabat sebagai Menbudpar) tampil sebagai pahlawan (eng ing eng...) dengan membatalkan kebijakan larangan film-film impor dari beberapa distributor film terkenal. Alhasil, film-film manca pun kembali tayang di bioskop kesayangan kita di seluruh penjuru nusantara. Meski masi terhitung telat hampir sebulan dari jadwal rilisnya di Amrik sana, tapi ga apa-apalah. Paling tidak, kita masih bisa merasakannya langsung di bioskop.

Yaa... setelah penantian setahun dari Part 1 yang bikin penasaran, film ini pun ditutup dengan manis dengan matinya Lord Voldemort di tangan penyihir muda berbakat ini. Kehidupan di sekolah sihir Hogwarts pun kembali tenang.
Kira-kira J.K. Rowling bakal bikin novel lagi ga ya tentang anak-anak generasi penerus mereka yang juga bersekolah di sekolah yang sama? Let's hope so...


Coretan Selengkapnya...

Day 13. Movie that Wish I had Seen in Cinema

Hari Ketigabelas


Berhubung saya anak orang ga punya, hingga lulus kuliah bahkan di tahun pertama saya mulai kerja, saya hanya merasakan nonton di bioskop hanya satu kali yakni saat merayakan kelulusan SMP bareng teman-teman sekelas. (Sedih banget yak?!)

Selebihnya, saya menonton film-film luar hanya lewat televisi (keluarga saya sendiri pun baru punya antena parabola saat saya kelas 2 SMP), nonton di rumah/kos teman ato dengan menyewa VCD/DVD dari rental lalu diputar di rumah.

Dari sekian banyak yang sudah saya tonton, timbul pikiran seandainya film tersebut diputar ulang di bioskop, saya rela deh antri beli tiket lagi karena saya pikir menonton lewat laptop 12 inci yang hanya dilengkapi dengan speaker seadanya saja udah membuat saya terkagum-kagum dan menikmati banget film itu, apalagi kalo diputar di bioskop dengan tata sound yang ajiiibb...

Film ini menceritakan tentang seorang detektif rendahan John McClane (Bruce Willis) yang berusaha menggagalkan aksi kejahatan lewat internet yang berniat menghancurkan struktur teknologi yang men-support perekonomian Amerika Serikat. Dalam misi terakhirnya untuk menyelamatkan dunia ini, ia dibantu oleh seorang hacker muda Matt Farell.

Bruce Willis membuktikan bahwa dia masih bisa menjadi jagoan negara di usia uzurnya, dan aksi-aksi berbahaya yang luar biasa. Mengambil plot IT dan komunikasi digital serasa menjadi tambah menarik cerita film ini. Susunan cerita sebenarnya sudah sesuai dengan runutan.
Saat Farell dan McClane berhasil lolos dari apartemen Farell yang dibom, Gabriel sempat lost contact, tapi entah mengapa tiba-tiba Farell bisa ditemukan tanpa ada alat sadap atau kecanggihan teknologi apapun, hanya dari sinyal radio yang ada di mobil polisi. Sedangkan, mobil polisi itu banyak, dan frekuensinya pun berbeda.
Tapi terlepas dari itu, aksi-aksi yang dihadirkan benar-benar memukau. Yang bikin saya salut adalah membawa jet ke tengah-tengah kota, di jalan tol dan efek ledakan yang luar biasa. Mungkin inilah alasan film ini memenangkan Location Professional of the Year - Features dari COLA (California on Location Award) dan dinominasi sebagai Best Action/Adventure Film tahun 2007 dan 2008. Bagian ini pula yang sangat saya ingin tonton di bioskop! Hehehe...
Wajar deh dapat rating 7.4 dari imdb.
Tapi, sayangnya kenapa ya film ini cuma dapat 2 penghargaan yang kurang bergengsi yak?

"You're analog in a digital world..."
Simple, but meaningful!
Coretan Selengkapnya...

Day 12. Movie from My Childhood

Hari Keduabelas
Secara saya kelahiran '90 (dianjurkan untuk ga mudah percaya gitu aja!), maka saya besar dengan film-film kungfu Asia dimana nama-nama seperti Andy Lau, Jackie Chan, Jet Lee, Jimmy Lien,  Sammo Hung, BoBo Ho (Hao Shao Wen) , Shi Xiao Long dan Donnie Yen akrab banget di mata dan telinga saya.

Film-film kungfu Asia dulu masih sering menghias layar kaca, baik pagi, siang maupun malam hari. Walo demikian, masih saja tetap mau nonton.
Film-film dari masa kecil saya juga antara lain

Ga tau juga deh film ini udah berapa kali diputar di tv. Tiap liburan anak sekolah ato tiap Natal, film ini selalu muncul. Bercerita tentang seorang petualangan anak bungsu dari suatu keluarga besar yang ditinggal pergi liburan oleh keluarga besarnya.
Petualangan dimulai saat ada 2 orang jahat yang berusaha masuk ke rumah anak tersebut yang berniat untuk mencuri. Anak imut ini pun berusaha mencegahnya dengan memasang berbagai perangkap. Lucu dan menghibur. Tapi kalo untuk zaman sekarang sih kok kayaknya ga mungkin ya orang dewasa dikibulin dan dikalahin ama anak kecil? Apalagi namanya maling mah sekarang canggih... 
Monkey Icons Yoyo
Coretan Selengkapnya...

A K Y



Aky was here...
26-02-2012 - 21-06-2012





Coretan Selengkapnya...

Kamis, 21 Juni 2012

Day 11. Most Surprising Plot or Twist Ending

Hari Kesebelas
Saya suka film dengan jalan cerita yang menantang, yang bisa membuat saya berpikir dan ga menduga endingnya, lalu dengan monyong saya akan berkata "Oohh... itu toh maksud filmnya!"
Makanya saya ga suka dengan sinetron dan film Indonesia (baca Adegan Sinetron Indonesia)
yang mana jalan ceritanya mudah ditebak.
Tapi, walopun saya menyukai jalan cerita yang menegangkan dan membuat saya berpikir, saya ga suka juga donk kalo bagian-yang-membuat-saya-berpikir itu terlalu berbelit-belit ato malah membuat bingung dan buntutnya malah jadi malas nonton.




Tom (Joseph Gordon-Levitt) adalah seorang pria yang tumbuh dengan keyakinan bahwa setiap manusia terlahir berpasangan. Cepat atau lambat, dalam hidupnya, seorang pasti akan menemukan pasangannya dan mengarungi hidup ini bersama. Keyakinan inilah yang selalu ia pegang hingga ia dewasa.




Di sisi lain, Summer (Zooey Deschanel), justru tumbuh tanpa keyakinan akan adanya cinta sejati. Summer sama sekali tak percaya pada pria atau hubungan asmara. Ketika nasib mempertemukan dua anak manusia dengan beda keyakinan ini, maka yang terjadi adalah sebuah kisah romantis, tragis namun juga penuh dengan kelucuan.


Saat bertemu Summer, Tom yakin bahwa wanita ini adalah pasangan hidup yang telah digariskan untuknya. Keyakinan yang kuat inilah yang kemudian mendorong Tom untuk terus mengejar Summer tanpa putus asa. Tom memang sempat menjalin hubungan asmara dengan wanita yang ia anggap belahan jiwanya ini namun garis hidup akhirnya memisahkan mereka juga.
Apa yaaa...?? Sebenarnya sih jalan ceritanya mudah diikuti, secara filmnya sendiri ber-genre drama komedi romantis. Film ini menceritakan kehidupan 'percintaan' Tom dan Summer dalam 500 hari. Tapi di setiap selang 10 menit (mungkin ga sampai!), setting film akan berubah -- kadang maju, kadang mundur. Perubahannya pun ga tanggung-tanggung, sebentar di hari ke 30an, trus maju ke ke hari 200an, eehh... mundur lagi ke hari 100an, trus lompat lagi ke hari 300an, mundur lagi ke hari 50an.
Pas nonton film ini (lewat laptop), saya kepikirian untuk meng-editnya dulu dengan bantuan software pihak ketiga, saya potong-potong menjadi beberapa bagian, lalu saya urut lagi berdasar urutan hari kehidupan mereka. Iiiihhh...!!!

Anehnya, film ini masuk nominasi dan memenangkan Best Editing lho dari San Diego Film Critics Society Awards

Oiya, ada lagi nih... Butterfly Effect (2004)

Saya malas bikin reviewnya nih, karena jujur saya sendiri pun baru mengerti tentang jalan ceritanya yang mundur-maju ini menjelang setengah jam terakhir sebelum filmnya usai. Dengan monyong berkata, "Oohh... itu toh maksudnya!"
Hahaha...
It has been said that something as small as the flutter of a butterfly's wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world - Chaos Theory
Coretan Selengkapnya...

Rabu, 20 Juni 2012

Day 10. Movie that Changes My Opinion about Something

Hari Kesepuluh
Kategori ini menceritakan tentang film yang mungkin awalnya kita tahu konsep awal atau paradigma yang berkembang di masyarakat tentang sesuatu hal/benda adalah A tetapi setelah menonton film tersebut, yang selama ini kita yakini sebagai A itu justru adalah S ato bahkan Z. Hahaha... Jauh yak?!
Apakah itu artinya saya kecewa menonton suatu film?? Hohoho... Belum tentu!
Ini buktinya. Pandangan saya berubah ketika menonton Haywire (2012)

Film Haywire ini memang film laga. Bukan itu masalahnya. Ada banyak nama besar dalam film ini yang sepertinya bakal memberikan warna lain pada film arahan Steven Soderbergh ini. Gina Carano yang nyaris tak dikenal mendapat jatah sebagai pemeran utama sementara Ewan McGregorMichael FassbenderChanning TatumAntonio Banderas, dan Michael Douglas hanya kebagian peran pendukung.
Bisa jadi Haywire ini memang bakal memberi nuansa berbeda pada film action, abisnya Gina Carano disini berakting laga dengan keren banget. Tendangannya itu lho keras banget,  teknik kuncian dan bantingannya juga mantap. Pas adegan kejar-kejaran menangkap penjahat di Barcelona yang menyandera wartawan juga nafasnya stabil dan staminanya terjaga. Benar-benar pro!
Iya sih, cewe kelahiran Texas ini emang petarung Muay Thai. Jadi ga kagok kalo akting laga.
Sepulang dari bioskop nonton film ini jadi punya niat untuk lebih rutin lagi olahraga membentuk otot lengan, perut dan paha. Bahkan setelah menonton ulang lewat laptop pun masih aja punya niatan yang sama. Tapi yaaa itu, saya rajin fitness, sit up dan latihan beban hanya 1 minggu awal sejak menonton. Setelah itu, kembali deh ke selera asal!
Hhhmmm... Mungkin saya kudu rutin kali yaa nonton film ini paling ga dua kali sebulan biar rajin olahraga.
Monkey Winks
Hwakakaka...


Oiya, satu lagi nih film yang benar-benar mengubah pandangan saya alias membuat saya bingung (sekaligus kecewa tentunya!).
Sleeping Beauty (2011)
Kita setidaknya tahu donk dongeng klasik tentang Putri Tidur ato Sleeping Beauty (Perancis: La Belle au bois dormant) yang mengisahkan seorang putri cantik yang terkena kutuk sihir sehingga tidur lelap dalam jangka waktu yang lama dan baru bisa bangun kembali saat ada pangeran tampan yang menciumnya dengan segenap cinta.
Nah, jangan mengharapkan bakal ada adegan demikian dalam film ini. Ga ada sama sekali setting kerajaan, para bangsawan, kurcaci ato penyihir yang mengutuk si putri. Bukan termasuk kategori film X-rated juga, tapi saat ada adegan yang kurang pas untuk dikonsumsu bawah umur, kok rasanya film ini terasa janggal ya sampai bisa meraih 3 penghargaan dan masuk 5 nominasi di Australia sana...??
Monkey Emoticons

Coretan Selengkapnya...

Selasa, 19 Juni 2012

Day 9. Movie that Makes Me Really Happy

Kalo sebuah film bisa membuat kita benar-benar bahagia ato very excited itu biasanya karena  filmnya lucu (genre komedi), yang main para aktor/aktris papan atas dengan akting yang tentunya te-o-pe be-ge-te, jalan ceritanya menarik, ato karena efek yang mendukung (lighting, sound/music, dll).

Film-film yang bisa membuat saya benar-benar senang tentunya adalah kesemua sekuel Harry Potter.



 

Ga usah perlu bahasan panjang lebar deh, saya yakin juga di antara kamu juga pasti suka kok menonton film yang diangkat dari novel karya J.K. Rowling yang mengisahkan tentang kehidupan para penyihir di sekolah sihir Hogwats ini dari mereka baru masuk sekolah di tahun pertama (masih pada budak-budak comel) hingga mereka punya anak-anak yang juga akan masuk sekolah sihir pula.
Efek dari trik dan mantra-mantra sihir keliatan nyata, ada peron 9 3/4 di stasiun kereta, camilan-camilan yang unik, pertandingan quidditch, mahluk-mahluk yang aneh peliharaan para penyihir juga sangat hidup -- pokoknya sepanjang film kita akan merasa tegang dan setelah selesai menonton pun kita akan terbawa suasana sambil mencoba melafalkan mantra
"Stupify!"
"Expelliarmus!"
"Diagon Alley!"
"Lumos!"
"Avada cadabra..."

Aaahhh... seandainya hidup semudah mengayunkan tongkat dan melafalkan mantra...
Monkey Icons Cici
Coretan Selengkapnya...

Senin, 18 Juni 2012

My Beloved Puppy Disappears

Duuuhh... pas banget posting sebelumnya tentang film Hachiko yang mengharu biru, tulisan ini aku buat saat anjing kesayangan aku, Aky baru menghilang dalam 2 hari ini.
Barky Subarkibong biasa dipanggil Aky ini mulai aku pelihara sejak 26 Februari lalu. Buntutnya yang ga terlalu panjang dengan bulu yang hitam legam mengkilap dan bola mata yang bulat hitam membuat aku jatuh cinta pertama kali melihatnya.
Aky doyan banget minum susu, makan sosis, donat, tempe goreng tepung yang kriuk-kriuk renyah. Tidak lupa daging dan tulang ayam bumbu kalasan jadi menu favoritnya tiap hari.
Aky ga pernah dikurung. Setiap malam, dia dibiarkan bebas melenggang di dapur. Kebiasaan Aky setiap subuh pasti menggedor-gedor pintu dapur minta dibukakan pintu untuk buang air di luar rumah. Kira-kira jam 6 pagi dia pun kembali menggedor-gedor pintu  sambil sesekali menggaruk-garuk kaca jendela depan minta masuk. Dia juga tahu kalo aku dan kakakku punya kebiasaan sarapan di kamar depan sambil nonton tv. Dia pun duduk manis di bawah jendela yang terbuka lalu minta secuil makanan yang kami sodorkan lewat jendela.
Sebelum berangkat ke kantor, Aky pun diberi makan dan dimasukkan lagi ke dapur hingga kami pulang lagi siang hari pas jam break kantor. 
Saat-saat yang menyenangkan adalah ketika aku datang membuka pintu, dia langsung bergejolak heboh sambil menggoyang-goyangkan ekornya, berdiri dengan kedua kaki belakangnya dan mmenyambut riang kepulanganku.
Yahh... begitulah rasanya dikangenin dan dinanti-nantikan. Kalo misalnya kita telat menyiapkan makan siangnya, Aky pasti ngambek dan melirik dengan tajam. "Huuuhh... lama banget sih?! Udah laper nih!"
*menyeka air mata yang udah mulai menggenang di pelupuk mata*

Aky juga jago main kejar dan tangkap bola. Aky biasa main bola tenis dan bola basket. Dia bisa menggondol bola tenis di mulutnya sekaligus mencengkeram bola basket dengan keempat kakinya. Maruk banget dah...!!

Aky juga suka banget tidur di kamar AC. Mungkin karena cuaca di kota ini yang sangat panas ditambah dengan bulu Aky yang tebal, membuat dia sering mencari tempat yang teduh dan dingin. Kalo udah tidur, ga jarang Aky tidur telentang dengan keempat kakinya menengadah ke atas. Hahaha...

Satu lagi, Aky jago banget menggali lubang dalam tanah. Entah udah berapa banyak lubang galian yang udah dia buat di sekitar pekarangan. Aaahhh... bakat jadi kontraktor juga dia! Belum lagi hobinya menarik-narik kaos kaki, menyeret-nyeret keset kaki dan menggigit-gigit sapu. Aaaiiihhh... udah banyak barang-barang di rumah yang rusak karena ulahnya.

29 Mei kemarin, Aky mendapat saudara (abang) baru, namanya Buddy - biasa dipanggil Ady. Ady ini jauh lebih tua, mungkin sudah 1 tahun lebih umurnya. Walo lebih tua, badan Ady sedikit lebih pendek daripada Aky. Mungkin karena gizi Aky lebih dari cukup kali yaa... Hehehe
Ady adalah anjing yang kabur ke rumah kakak aku karena ga betah di rumah asal tuannya. Ady aku pelihara karena ga tega mendengar dia akan dibunuh oleh tuannya itu jika masih mendapati di rumah kakak aku. Sejak saat itu, Ady pun resmi dipanggil Abang dan Aky jadi Adik.
Ady sedikit lebih kalem sementara Aky suka rusuh. Ady bisa bertahan bila seharian ga makan, namun Aky jangan ditanya bisa bikin rumah berantakan kalo telat makan. Mereka berdua saling melengkapi! Abang Ady yang udah duluan lahir ke dunia mengajarkan Aky cara berkelahi secara Aky sendiri belum pernah berkelahi dengan anjing mana pun sebelumnya. Aky sepertinya tergila-gila dan menyukai abangnya, Ady. Mereka ga terpisahkan. Berdua mereka mengejar dan mengusir ayam tetangga yang masuk ke halaman rumah, bersama mereka menggali tanah dan membuat kerusuhan lainnya.
Tapi anehnya, sejak 15 Juni kemarin Aky bertingkah aneh. Dia mulai cemburu dengan abangnya. Dia merasa seolah-olah dirinya dinomorduakan, merasa diperlakukan ga adil oleh kami kakak-kakaknya. "Aku duluan ada di rumah ini. Aku dipelihara sejak kecil, kenapa sekarang ada anjing asing disini? Kenapa jatah makananku dibagi dengan dia? Kenapa aku sekarang sering dimarahi karena ga bisa kalem kayak dia? Kenapa? Kenapa...??"
Mungkin kalo Aky protes, dia akan bilang kayak gitu. Secara ekstrim dia mulai menunjukkan kekecewaannya. Dia menyerobot jatah makan abangnya, dia menyalak menggonggongi abangnya yang lagi tiduran, bahkan dia juga ga rela kalo kami mengelus dan membelai abangnya. Menurut Aky, cuma dia yang bisa disayang! Titik.
Mungkin anjing punya batas kesabaran juga kali yaa... Akhirnya Ady pun ga mau tinggal diam lagi. Setelah berhari-hari mencoba kalem menghadapi kelakuan Aky, Ady pun membalas untuk berkelahi. Kali ini mereka berkelahi beneran, ga bercanda seperti biasanya. Aky pincang, dahinya berdarah. Aky kalah, dan dia pun kabur dari rumah.
16 Juni, Aky sempat pulang ke rumah dalam keadaan kucel berlumuran lumpur, basah dan badannya menggigil. Mungkin karena sehari penuh ga makan. Menangis sedih melihat keadaannya saat itu. Langsung kita kasih susu hangat dan sosis kesukaannya. Namun lagi-lagi Ady datang menghampiri dan langsung menyerang Aky. Aky yang udah lemas ga sanggup membalas, dan memilih kabur lagi padahal makanannya belum sempat dihabiskannya. Seharian pun kita habiskan waktu dengan mencari Aky di sekitar kompleks perumahan, namun kayaknya Aky udah kabur terlalu jauh karena takut dan menghindari abangnya.
Kasian Barky kecilku...
Monkey Emoticons

Akiiiiyyyy... pulang ya, Dek. Rumah ini masih rumahmu. Kamu udah aku pelihara dari kecil. Aku tahu kamu paling ga bisa kelaparan. Aku tahu di luar sana terlalu kejam untuk anjing yang ga punya pengalaman liar kayak kamu. Kamu bisa sakit, Dek...
Aku janji bakal terus menyayangi kamu.
Kamu pulang yaaaa...

Coretan Selengkapnya...

Day 8. Movie that Makes Me Feel Blue

Hari Kedelapan
Mengharu biru? Hhmm... pasti mikirnya film-film yang drama percintaan romantis, dimana aktornya ditinggal pergi oleh kekasihnya, ato si aktor meninggal ato apalah yang ada adegan menangisnya.

Eiittsss... belum tentu deh kayaknya. Film yang sanggup membuat saya terharu meneteskan air mata selain film tentang kuda kesayangan yang berpisah dari tuannya karena perang War Horse (2011), adalah film tentang anjing setia Hachiko.



Film diangkat dari kisah nyata di Jepang. Di sebuah kelas, murid-murid sedang menyajikan presentasi mengenai tokoh pahlawan mereka. Seorang anak laki-laki bernama Ronnie menceritakan tentang anjing kakeknya yang bernama Hachiko. Bertahun-tahun yang lampau, seekor anak anjing Akita tiba di Amerika dari Jepang . Di stasiun, anak anjing itu terlepas setelah kandangnya terjatuh dari gerbong barang, dan ditemukan oleh seorang dosen bernama Parker Wilson (Richard Gere). Parker langsung menyukai anak anjing itu. Setelah Carl penjaga stasiun menolak untuk mengurusnya, Parker membawanya pulang ke rumah. Di rumah, istri Parker yang bernama Cate (Joan Allen) keberatan suaminya memelihara anak anjing.
Hari berikutnya, Parker berharap pemilik anjing itu telah menghubungi stasiun kereta api, namun ternyata pemiliknya yang sebenarnya tidak muncul. Parker secara diam-diam mengajak anak anjing itu naik kereta api ke kantor. Di kantor, Parker diberi tahu oleh seorang rekan yang orang Jepang bernama Ken, bahwa tanda di kalung anak anjing itu dibaca sebagai Hachiko, dalam bahasa Jepang,Hachiko berarti nasib baik. Parker lalu memberi nama anak anjing itu, Hachi. Menurut Ken, Parker dan Hachi sudah ditakdirkan untuk saling bertemu. Cate menerima telepon dari seseorang yang ingin memungut Hachi. Namun Cate membiarkan suaminya memelihara Hachi setelah melihat suaminya makin dekat dengan anak anjing itu.
Waktu berlalu, dan Hachi telah menjadi anjing setia Parker. Meskipun demikian, Parker heran Hachi menolak untuk melakukan kebiasaan normal seekor anjing seperti mengejar dan memungut bola. Ken memberi tahu bahwa Hachi hanya akan mau mengambil bola untuk alasan yang istimewa. Suatu pagi, ketika Parker berangkat kerja, Hachi menyelinap ke luar, dan mengikutinya hingga sampai di stasiun kereta api. Hachi menolak ketika disuruh pulang hingga Parker harus mengantarkannya pulang ke rumah. Sore itu, Hachi kembali pergi ke stasiun, dan menunggu hingga kereta api yang dinaiki tuannya datang. Parker akhirnya menyerah, dan membiarkan Hachi mengantarnya ke stasiun setiap hari. Setelah kereta api tuannya berangkat, Hachi pulang sendiri ke rumah, tapi ketika hari sudah sore, ia kembali lagi ke stasiun untuk menjemput. Kebiasaan Hachi mengantar dan menjemput Parker berlangsung beberapa lama. Namun pada suatu siang, Hachi menolak mengantar Parker yang ingin berangkat mengajar. Parker akhirnya berangkat sendirian, tapi Hachi mengejarnya sambil membawa bola. Parker terkejut, tapi senang Hachi akhirnya mau diajak bermain bola. Parker tidak ingin terlambat mengajar, dan pergi juga walaupun dilarang Hachi yang terus menggonggong. Siang itu, Parker yang mengajar sambil memegang bola milik Hachi, terjatuh tak sadarkan diri, dan meninggal dunia.
Di stasiun, Hachi dengan sabar menunggu kedatangan kereta api yang biasanya dinaiki tuannya ketika pulang, namun tuannya tidak juga pulang. Dia menunggu, dan menunggu hingga Michael, menantu Parker membawanya pulang. Keesokan harinya, Hachi kembali ke pergi ke stasiun dan menunggu tuannya. Ia menunggu sepanjang hari dan sepanjang malam. Setelah suaminya meninggal, Cate menjual rumah mereka, dan memberikan Hachi untuk dipelihara oleh anak perempuan Cate yang bernama Andy. Hachi pindah ke rumah Andy yang tinggal bersama suami bernama Michael. Keduanya memiliki bayi bernama Ronnie. Hachi tak lama kemudian lari untuk pulang ke rumah tempat tinggalnya dulu. Ia lalu kembali menunggu tuannya yang tidak kunjung pulang di stasiun. Hachi selalu duduk menunggu di tempat ia biasa menunggu. Penjual makanan di stasiun bernama Jas merasa kasihan, dan memberinya makan hot dog. Andy mencari-cari Hachi, dan menemukannya di stasiun. Hachi diajak pulang, namun keesokan harinya dibiarkan untuk kembali pergi ke stasiun.
Hachi mulai tidur di gerbong kereta yang rusak. Ia berjaga menunggu tuannya sewaktu siang, dan hidup dari makanan dan air yang diberikan oleh Jas dan seorang tukang daging. Pada satu hari, wartawan surat kabar bernama Teddy ingin tahu soal asal usul Hachi. Ia bertanya apakah dirinya dibolehkan menulis cerita tentang anjing itu. Setelah membaca artikel di surat kabar, orang-orang mulai mengirimi Carl uang, dengan pesan agar uang tersebut dibelikan makanan untuk Hachi. Ken sahabat Parker membaca artikel yang ditulis Carl, dan menyatakan kesediaan untuk membayari biaya hidup Hachi. Walaupun Parker sudah setahun meninggal dunia, Ken menyadari Hachi masih ingin dan merasa harus menunggu kepulangan tuannya, serta berharap tuannya masih hidup.
Tahun demi tahun berlalu, dan Hachi masih tetap menunggu di stasiun. Ketika mengunjungi makam Parker, Cate bertemu dengan Ken, dan mengaku dirinya masih merasa kehilangan suaminya yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Cate lalu pergi ke stasiun tempat Hachi menunggu. Ia terkejut melihat Hachi yang sudah tua, kotor, dan lemah, namun terus setia menunggu tuannya. Ketika kembali ke rumah, Cate bercerita soal Hachi kepada Ronnie yang sudah berusia 10 tahun. Malam itu, Hachi menunggu di tempatnya biasa menunggu, tempatnya berbaring dan jatuh terlelap, bermimpi bertemu Parker.
Selesai sudah laporan Ronnie tentang Hachi kepada teman-temannya sekelas. Kesetiaan Hachi menunggu Parker, kakek Ronnie, menjadikan Hachi sebagai pahlawan selama-lamanya di mata Ronnie. Sore itu, Ronnie berjalan-jalan bersama seekor anak anjing Akita di tempat kakeknya pernah berjalan-jalan bersama Hachi.
Anjing Hachiko yang sebenarnya, lahir di Odate, Prefektur Akita, Jepang pada tahun 1923. Setelah pemiliknya yang bernama Dr. Eisaburo Ueno, seorang dosen di Universitas Tokyo meninggal dunia pada bulan Mei 1925, keesokan harinya Hachi kembali menunggu kepulangan tuannya di Stasiun Shibuya. Ia terus menunggu, dan menunggu hingga sembilan tahun berikutnya. Hachiko akhirnya mati pada bulan Maret 1935. Patung Hachiko dari perunggu, kini dapat dijumpai di tempatnya biasa menunggu, di luar Stasiun Shibuya, Tokyo.

Coretan Selengkapnya...

Day 7. Movie that is a Guilt but Pleasure

Hari Ketujuh
*celingak-celinguk, toleh kiri-kanan*
Duuhh, bakal ada yang lemparin tomat busuk ga ya?
Fffiiiiuuuuhh... *tarik nafas*

Dengan sedikit rasa malu *menundukkan kepala* saya memilih jrreenng... jrrreeeeng...
American Pie dan para kroninya.







   
Hahaha... Hayyoooo ngaku dah! Di antara kamu juga pasti ada yang nonton bahkan mengoleksi film ini khan?
Film yang cukup konyol, lucu dan menjurus bok*p ini ga semuanya saya ikuti. Saya hanya menonton AP (1999), AP TW (2003), AP BC (2005) dan AP TNM (2006) saja. Abisnya merasa bersalah juga sih menonton film ini. Khan ga boleh yak... Tapi lumayan menyenangkan kok.
Hihihihi...
Monkey Emoticons 
Coretan Selengkapnya...