Selasa, 26 Januari 2016

RESOLUSI 2016

Halo Sobat Warna-warni...
Wuahh... bertemu lagi di tahun yang baru. Izinkan saya mengucapkan selamat tahun baru (walau sudah hampir habis bulan yang baru di tahun yang baru ini berjalan). Kiranya kita semua sehat sejahtera, dan apa yang kita impikan dan cita-citakan tercapai, ada terobosan-terobosan baru, serta pembaharuan dan pemulihan di berbagai bidang kehidupan.
Amin.
Hhmmm... suka malu sendiri deh kalo menilik blog ini, lama tak terjamah, kusam tak ada warna-warni baru yang tercoret. Hampir setahun saya menelantarkannya.
Huuff... huuff... huuffht *tiup2 debu*
Sementara ada banyak warna dan cerita yang terjadi di sepanjang 2015; spektrum warna yang luar biasa indah membentuk gambaran kisah hidup sebagai anugrah dari Sang Arsitek Agung.
Ada warna merah muda di awal tahun karena adik saya akhirnya melepas masa lajangnya dan membina rumah tangga bersama wanita pilihan hatinya. Untuk pertama kalinya sejak saya lulus SMA empat belas tahun lalu, saya akhirnya pulang ke kampung halaman. (Boleh donk saya minta tepuk tangannya... hehehe)
Ada banyak perubahan signifikan terjadi di kota kelahiran saya, dimana saya hampir tak mengenalinya. Belum lagi celoteh para kerabat yang membuat panas telinga, yang tak putus-putusnya menananyakan kapan saya juga akan melepas masa lajang saya, terlalu asyik mengurusi pekerjaan dan malah didahului oleh adik saya.
Ada warna ungu (entah apa sebutan warna yang pas) karena saya memantapkan diri untuk terlibat penuh di kegiatan pelayanan gereja tempat saya berdomisili sekarang, setelah sebelumnya saya hanya menjadi jemaat biasa. Ya... hidup yang saya jalani sekarang adalah semata-mata karena anugerah dan cinta Tuhan. Dengan apa saya bisa membalas kebaikan Tuhan dalam hidup saya selain saya melayani Dia dengan segenap apa yang ada pada saya?
Ada warna kelabu saat berbulan-bulan daerah saya di Kalimantan tidak mendapat guyuran hujan, dan kisah rutin kebakaran lahan dan hutan menjadi wajah negeri. Banyak warga yang terkena penyakit ISPA, aktivitas masyarakat di berbagai bidang menjadi terganggu. Warna kelabu ini diperparah menjadi warna coklat kemerahan karena langit benar-benar tertutup kabut asap hingga 6 kali lipat nilai ambang batas normal. Selama 3 bulan lebih sinar matahari tak tampak. Bandar udara dan penerbangan lumpuh total, sehingga bantuan yang didatangkan dari luar daerah pun terkendala. Aahh... benar-benar bencana kebakaran terparah dan terburuk selama satu dekade terakhir. Warna ini kebanyakan saya coret di media sosial saya yang lain.
Ada warna hitam juga saat hujan angin badai besar menerpa kota dan meruntuhkan tujuh jaringan SUTT yang hanya berjarak 2 km dari perumahan saya. Pemadaman listrik total terjadi  selama 2 minggu. Gelap gulita saat malam hari. Berasa kembali ke zaman batu saat peradaban sejarah belum didokumentasikan. Ffiiuuhhh...
Warna hitam ini semakin pekat saat menjelang akhir tahun saya mendapati kabar kalo Bapak saya terkena stroke dan harus menggunakan kursi roda. Puji Tuhan, lewat beberapa kali sesi terapi sekarang Bapak sudah bisa berjalan meski harus dengan pengawasan orang lain.
Tapi, semua warna itu ditutup dengan warna yang indah benar-benar persis di ujung tahun. Saya akhirnya diterima lulus beasiswa S2 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk TA 2016, dan kembali ke almamater saya di UGM. Nanti ada deh sesi khusus saya mencoretkan warna ini, tentang bagaimana pengalaman persiapan saya, bagaimana tipe-tipe soal yang keluar, apakah mirip dengan kisi-kisi dan contoh soal-soal yang banyak beredar di internet.
Aaahh... hidup dalam tuntunan Tuhan itu memang indah.
Tidak ada salahnya kita memiliki segudang rencana dan strategi menghadapi tahun baru. Boleh-boleh saja mempunyai resolusi (dengan pikselasi tinggi... halaah!) tetapi tentunya serahkan segala sesuatunya ke dalam tangan-Nya. Rencana dan kehendak-Nya jauuuhhh lebih indah, jauh melebihi apa yang pernah kita lihat, kita dengar, kita pikirkan, atau yang pernah timbul dalam hati kita.