Jumat, 31 Agustus 2012

Day 25. Favorite Movie from Favorite Actor/Actrees

Hari Keduapuluhlima

Judulnya sih favorite movie from favorite actor/actress, tapi sekalian aja deh judulnya jadi disatuin secara aktor favorit dan aktris favorit saya main di satu film yang sama.

John dan Jane Smith adalah sepasang suami istri dari kalangan biasa yang tinggal di pemukiman di pinggir kota dang keadaan perkawinan yang biasa-biasa saja. Namun seperti pasangan lainnya, tentu ada sisi lain dari kehidupan pribadi mereka yang tetap disimpan sebagai pribadi.
Sebenarnya sah-sah saja ini terjadi, hanya tergantung dari seberapa besar kadar "kerahasiaan" yang disembunyikan setiap pasangan. Nah, barulah terungkap belakangan bahwa baik Jane maupun John merupakan pembunuh bayaran legendaris. Jika Jane ahli memainkan pisau-pisau kecilnya, maka John punya sederet koleksi senjata mematikan yang siap dipakai.
Yang menambah gregetnya ternyata rahasia mereka adalah kenyataan bahwa mereka sebenarnya bekerja untuk 2 dinas organisasi rahasia yang saling bersaing. Dan tidak terhindarkan lagi, kalau John dan Jane pun akhirnya terjebak dalam persaingan induk organisasi mereka. Dalam beberapa kesempatan, mereka pun terlibat "kontak fisik", saling tembak dan saling usil.


Sang aktor ganteng, punya body oke. Sang aktris juga cantik sensasional. Keduanya emang punya kemampuan akting yang udah ga diragukan lagi. Jadi, mungkin sebaiknya judulnya ganti aja jadi "Favorite Movie from Favorite Actor-and-Actrees aja kali yaa...
Hehehe. 
Coretan Selengkapnya...

Day 24. Favorite War Movie

Hari Keduapuluhempat

Saya menyukai genre film action, termasuk di antaranya film perang entah itu setting perang pada abad pertengahan ato perang dunia. Film-film ini menggambarkan bagaimana dulu pada masa-masa perang suasana yang mencekam, baik bangsawan ato rakyat jelata, sipil ato prajurit/tentara - ga peduli berpangkat tinggi ato rendah, menderita karena perang. Suara tembakan dan ledakan, bahaya kelaparan dan bau amis darah berbaur menjadi satu. Perang benar-benar merusak segalanya.
Yang bikin saya juga suka menonton film perang adalah bagaimana para kru film dengan segala properti, teknologi dan metode yang mereka miliki bisa menggambarkan setting perang itu menjadi benar-benar nyata. Mungkin mereka harus bekerja sama dengan pihak museum alat berat agar bisa meminjam alat-alat perang seperti meriam, senapan, pistol bahkan pesawat terbang yang saat itu pastilah belum secanggih pelatan perang zaman modern. Mereka pastinya akan banyak mencari referensi dari berbagai media sejarah jika itu adalah film-film zaman abad pertengahan. Ato bahkan mereka juga perlu menggali cerita dari para penduduk lokal yang masih bertahan hidup hingga sekarang, supaya cerita yang disajikan pun benar-benar hidup.


Komandan kavaleri udara Letnan Kolonel Hal. Moore (Gibson), seorang pemimpin yang lahir untuk berkomitmen kepada pasukannya. Sasarannya adalah Lembah La Drang atau disebut "Lembah Kematian." Kolonel Moore mempersiapkan salah satu pertempuran paling dahsyat dalam sejarah Amerika. Ia memberikan janji kepada pasukannya dan keluarga mereka "Aku akan menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di medan pertempuran dan menjadi orang terakhir yang pergi dari medan pertempuran, dan aku tidak akan meninggalkan seorang pun...hidup atau mati. Kita semua akan pulang bersama-sama"

We are moving into the Valley of the Shadow of Death where you will watch the back of the man next to you, as he will watch yours, and you won't care what color he is, or by what name he calls God. We are going into battle against a tough and determined enemy. I can't promise you that I will bring you all home alive. But this I swear. .. when we go into battle, I will be the first to step on the field and I will be the last to step off. And I will leave no one behind. .. dead or alive. We will all come home together.

Film ini diangkat dari kisah nyata dimana pada tahun 1965 Amerika sedang berperang dengan Vietnam Utara (Perang Vietnam 1957 - 1973). Untuk memperingati peristiwa tersebut dibangunlah Vietnam War Memorial Wall di Washington DC. Di tembok sepanjang 1,2 mil ini tercantum puluhan ribu nama-nama tentara yang gugur akibat perang tersebut.


Coretan Selengkapnya...

Selasa, 28 Agustus 2012

Day 23. Favorite Movie Soundtrack

Hari Keduapuluhtiga

Musik dalam sebuah film juga turut membantu menambah daya tarik film itu sendiri, apapun genre-nya. Bahkan Oscar menganugerahkan penghargaan khusus untuk penata musik terbaik (Best Music - Original Score) dan lagu terbaik (Best Music - Original Song). 
Secara saya menyukai lagu-lagu dengan beat kencang (terutama hiphop), maka saya menjatuhkan film dengan soundtrack favorit kepada film Step Up 2 - The Street (2008). Film ini benar-benar cocok bisa bikin kamu bergoyang.

Berikut daftar lagunya:
  1. Flo Rida – “Low (Feat. T-Pain)”
  2. Missy Elliott – “Shake Your Pom Pom”
  3. Cherish – “Killa (Feat. Yung Joc)”
  4. Plies – “Hypnotized (Feat. Akon)”
  5. Cassie – “Is It You”
  6. Trey Songz – “Can’t Help But Wait (Feat. Plies)”
  7. T-Pain – “Church (Feat. Teddy Verseti)”
  8. Missy Elliott – “Ching-A-Ling”
  9. Enrique Iglesias – “Push”
  10. Cupid – “3-6-9 (Feat. B.o.B)”
  11. Bayje – “Impossible”
  12. Sophia Fresh – “Lives In Da Club (Feat. Jay Lyriq)”
  13. Scarface – “Girl You Know (Feat. Trey Songz)”
  14. KC – “Say Cheese”
  15. Brit & Alex – “Let It Go”
  16. Montana Tucker, Sikora and Denial – “Ain’t No Stressin

"Is It You" sendiri juga pernah jadi life-soundtrack saya saat masih jomblo. Hahaha...
I'm looking for a lover not a friendSomebody who can be there when I need someone to talk toI'm looking for someone who won't pretendSomebody not afraid to say the way they feel about you

And I'm looking for someone who understands how I feelSomeone who can keep it realAnd who knows the way, the way I like to it have my wayAnd I'm looking for someone who takes me thereWants to share, shows he caresI'm thinking you're the one that I've been waiting for

Is it you? Is it you? Maybe you're the one I've been waiting forCould you be the one for me? Could you be the one I need?Is it you? Is it you? Maybe you're the one I've been waiting forCould you be the one for me? Could you be the one I need?

I'm looking for someone to share my painSomeone who I can run to, who will stay with me when it rainsSomeone who I can cry with through the nightSomeone who I can trust who's heart is rightAnd I'm looking for someone

And I'm looking for someone who understands how I feelSomeone who can keep it realAnd who knows the way, the way I like to have it my wayAnd I'm looking for someone who takes me thereWants to share, shows he caresI'm thinking you're the one that I've been waiting for
Someone who won't take for grantedHow much I care(How much I care)And appreciates that I'm thereSomeone who listensAnd someone I can call who isn't afraid of love to share










Coretan Selengkapnya...

Day 22. favorite TV serial

Hari Keduapuluhdua

Berbicara tentang TV serial, berarti menonton sesuatu yang jalan ceritanya lebih panjang daripada film biasa yang berdurasi kisaran 1 - 2,5 jam dan langsung habis. Menonton TV serial juga berarti harus menyesuaikan jadwal karena kebanyakan ditayangkan pada malam hari, dan kalo mau dirapel sekaligus kudu rela memborong DVDnya dari rental ato beli di toko/lapak.
Saya sendiri ga banyak menonton TV serial, karena alasan itu tadi. Tapi ada beberapa TV serial yang nyantol di ingatan saya.
Prison Break (2005-2009)
Berkisah tentang seorang insinyur/arsitek Michael Scofield (Wentworth Miller) yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk membebaskan kakanya Lincoln (Dominic Purcell) yang dijebak untuk pembunuhan Terence Steadman, adik wakil presiden Amerika kala itu. Michael membuat rencana matang untuk melarikan diri bersama kakaknya dari penjara Fox River. Mereka dibantu oleh teman-teman satu sel mereka, Fernando Sucre (Amaury Nolasco), si psikopat yang kejam dan manipulatif Theodore "T-Bag" Bagwell (Robert Knepper) dan dokter cantik Sara Tancredi (Sarah Wayne Callies) yang kemudian jatuh cinta dengan Michael.
Jalan ceritanya benar-benar seru dan menegangkan, penuh dengan intrik. Sulit ditebak, siapa kawan - siapa lawan, karena seseorang akan dengan mudah berubah haluan hanya karena uang ato politik. Yeeaa...
Prison Break terdiri dari 4 season, namun saya hanya mengikuti season 1, 2 dan 4. Walo saya punya file season 3, sampe sekarang malah saya belum menonton. Mungkin menunggu waktu yang benar-benar lowong. Hehehe...

TV serial lain yang saya ikuti tapi ga penuh dan menarik di antaranya

Criminal Minds (2005-2012)

dan The Legend of Policewoman a.ka. Damo (2003)



Coretan Selengkapnya...

Day 21. Favorite Drama

Hari Keduapuluhsatu

Saya ga terlalu senang film drama sih, apalagi yang kategori percintaan romantis. Mungkin kalo yang bertemakan keluarga (terutama kisah tentang pengorbanan orangtua kepada anak-anaknya), ato tentang persahabatan yang tetap kekal meski terpisah jarak, ruang, dan waktu (halaahh... kok malah jadi lebay dramatis gini?!), saya masih mau menontonnya.
Lagi-lagi deh saya mengaku kalo saya ga banyak menonton film 2005 ke bawah, jadi saya memfavoritkan film Real Steel (2011).


Film ini cukup menarik, karena selain penuh adegan emosional, termasuk dalam genre action dan sci-fi juga. (Yaa iyalah... kalo murni drama, saya pasti bosan! Hehehe...)
Mengadu manusia di atas ring sudah bukan zamannya lagi. Olahraga ini sekarang dikuasai para robot yang berusaha saling menghancurkan demi kepuasan penonton. Charlie Kenton (Hugh Jackman) adalah satu dari sekian banyak orang yang harus rela pekerjaannya diambil alih teknologi canggih. Charlie dipaksa pensiun dari profesinya sebagai petinju karena olahraga penuh kekerasan ini pun sudah diambil alih robot, dan buruknya lagi, Charlie tak tahu harus berbuat apa karena selama ini bertinju adalah satu-satunya yang bisa ia lakukan. Charlie memang bukan juara dunia. Ia gagal meraih gelar terhormat itu namun semangatnya tak pernah luntur. Sayang kondisi tak lagi berpihak pada Charlie.

Karena tak mungkin mencari pekerjaan lain, satu-satunya cara adalah tetap bertahan di dunia tinju tanpa harus turun ke dalam ring. Charlie mulai meniti karier menjadi promotor kecil-kecilan. Jadi promotor sepertinya memang sudah takdir Charlie Kenton. Bersama Max (Dakota Goyo), putranya, Charlie kemudian membangun robot dari bekas robot yang sudah kalah bertanding yang biasanya dibuang begitu saja. Dengan modal pengalaman Charlie di atas ring, bisa jadi robot buatan ayah dan anak ini punya peluang mendatangkan uang dalam jumlah besar.



Saya suka dari film ini pas di bagian sebelum pertandingan dimulai, Max menari dengan diikuti oleh robot tinju mereka yang tentunya memukau penonton. Bagian yang paling seru juga adalah ketika robot mereka dikondisikan untuk kalah sampai bonyok terlebih dahulu hingga akhirnya robot lawan kelelahan dan kehabisan energi. Robot Max pun dengan mudah mengalahkan lawan!
Yaaa... secara film ini adalah produksi DreamWorks, tentunya ada nama besar Steven Spielberg di belakang proyek ini, walo film ini sendiri disutradarai oleh Shawn Levy.

Film drama yang juga layak tonton adalahTaken (2008)
Awalnya saya rada ragu mau menonton film ini karena paling menurut saya cuma merupkan another second class movie. Tapi teryata ceritanya dalam juga.
Bryan (Liam Neeson) adalah seorang mantan agen pemerintah yang terlatih dan selalu waspada dalam tiap keadaan. Ia telah bercerai dengan istrinya yang kemudian menikah lagi dengan pria kaya. Anak perempuan satu-satunya diculik waktu lagi liburan di Paris, dibuat kecanduan lalu dijadikan pelacur dan kalo masih perawan akan dijual.
Petunjuk yang ia miliki hanyalah rekaman percakapan dengan putrinya sesaat sebelum diculik.
"I don't know who you are. I don't know what you want. If you are looking for ransom, I can tell you I don't have money. But what I do have are a very particular set of skills; skills I have acquired over a very long career. Skills that make me a nightmare for people like you. If you let my daughter go now, that'll be the end of it. I will not look for you, I will not pursue you. But if you don't, I will look for you, I will find you, and I will kill you."

Kata-kata itu pun menjadi kenyataan melalu perjuangan panjang. Dengan menggunakan keahliannya, Bryan memburu para penculik ini tanpa belas kasih, tanpa rasa ampun… hanya untuk mendapatkan putrinya kembali dengan selamat.



Coretan Selengkapnya...

Kamis, 05 Juli 2012

Day 20. Favorite Love Story in Movie

Hari Keduapuluh

Selain King Kong (2005) dan Tarzan (1998) yang menceritakan kisah cinta antara hewan dan manusia, saya punya kisah cinta dalam film favorit versi saya nih.
Wall-E (2008)

Kisah cinta dalam film ini memang terbilang unik, bercerita tentang keadaan dimana bumi sudah ga layak untuk ditempati lagi dan hampir punah karena banyak tumpukan sampah dan mengharuskan manusia untuk tinggal di sebuah planet di luar angkasa. Sementara dalam masa pengungsian tersebut, sebuah robot bernama Wall-E pun bertugas untuk membersihkan bumi dari tumpukan sampah ditemani sahabat setianya, seekor kecoa!
(Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa kecoa juga disebut sebagai hewan yang ga mengalami kepunahan dan ga mengalami evolusi dari zaman purba kali ya... Hehehe)
Suatu ketika ada pesawat luar angkasa membawa sebuah robot probe yang diutus ke bumi , yakni Eve untuk memeriksa apakah ada tanaman yang tumbuh sebagai bukti adanya tanda-tanda kehidupan lagi. 
Wall-E pun berkenalan dengan Eve. Mereka pergi ke gudang milik Wall-E dan menunjukkan sebuah tanaman kecil. Eve kaget dan memasukkan tanaman itu ke dalam tubuhnya, lalu mati untuk menanti dijemput kembali oleh pesawat luar angkasa yang membawanya.
Wall-E yang kadung jatuh cinta dengan Eve pun mengikuti pesawat itu.
Setibanya di pesawat induk antariksa, Wall-E heran melihat ada begitu banyak manusia yang hidupnya diatur oleh komputer, dikomando oleh Kapten dan pilot dengan teknologi otomatis bernama Auto. Nantinya ada pertarungan sengit antara Kapten dan Auto yang dibantu oleh Wall-E dan Eve, yang mengakibatkan Wall-E jadi hilang ingatan dan rusak total.
Wall-E pun kembali ke bumi dan ingatannya pun pulih.
"Eve..." 
Coretan Selengkapnya...

Senin, 02 Juli 2012

Day 19. Favorite Classic Movie

Hari Kesembilanbelas

Saya rada bingung juga sih masukin kategori ini karena saya sendiri ga yakin yang dimaksud dengan film klasik itu sendiri sebenarnya yang bagaimana.
(Lhaa... trus ngapain bikin postingan kalo gitu??)
Hehehe... Kalo yang dimaksud dengan film klasik adalah film-film jadul keluaran 1990an ke bawah, tentunya saya bakal ga punya jawaban secara saya sendiri baru lahir saat itu (lagi-lagi ga usah percaya deh!)
Tapi kalo yang dimaksud dengan film klasik adalah film dengan setting era abad 19 ke belakang, baru deh saya punya jawabannya.

Filmnya sendiri sih biasa aja ya, dengan jalan cerita yang kebanyakan udah pada tahu. Bercerita tentang tiga orang prajurit tangguh jagoan pedang (Athos, Aramis dan Porthos) yang tersohor dan seorang pemuda D'Artagnan yang juga punya kelihaian yang sama  membela hak-hak orang kecil, dan tentunya mengabdi pada Kerajaan Inggris yang sedang konflik dengan Kerajaan Perancis karena diadu domba oleh sang Cardinal.
Film ini sendiri mungkin lebih tepat masuk ke genre action comedy kali ya, walopun ada aksi Milady (Milla Jovovich) sedikit yang terkesan dipaksakan dan kurang pas lah untuk setting abad pertengahan.
Anyway, tetap menghibur kok...
Coretan Selengkapnya...

Day 18. Favorite Documentary

Hari Kedelapanbelas

Berbicara soal film documenter sih, biasanya benak kita langsung berpikir tentang film biografi tokoh terkenal ato tentang kehidupan hewan-hewan di alam liar kayak yang biasa diputar di salah satu stasiun tv berbayar terkemuka itu. Yeaahh... ga salah sih!
Saya juga senang menonton film yang satu ini nih.
Million Dollar Baby (2004)


Film ini bercerita tentang kerja keras dan kegigihan Maggie Fitzgerald (Hilary Swank) seorang perempuan yang bekerja sambilan di sebuah kafetaria menjadi seorang petinju wanita profesional dengan meminta bantuan pelatih Frank Dunn (Clint Eastwood). Namun pelatih tersebut menolak karenga ga ingin melihat kegagalan karena Maggie sendiri saat itu sudah berumur 30(an) dan menolak menerima murid asuhan seorang wanita. Namun asisten pelatih, Scrap (Morgan Freeman) melihat peluang lain dalam diri Maggie dan membujuk Dunn untuk melatihnya hingga menuju puncak juara dunia. Namun takdir berkata lain, perjuangan Maggie harus berakhir karena lumpuh total.


Cerita film ini bagus banget dan punya nilai moral yang kuat banget. Hilary Swank juga emang cocok untuk film bertema olahraga keras begini. Ototnya itu lho, pada jadi semua! Hihihi...
Yup, ga tanggung-tanggung film ini sendiri dapat 4 Oscar, 56 penghargaan dan 34 nominasi , serta dapat rating tinggi dari imdb.
Ga ada kata terlambat untuk mengubah dunia!
Coretan Selengkapnya...

Rabu, 27 Juni 2012

Day 17. Countless Time Movie I have Seen

Hari Ketujuhbelas
Film yang ga terhitung lagi entah udah berapa kali saya tonton pastinya film-film yang sering diputar di televisi. Yah, berterima kasih deh ke stasiun televisi swasta yang bersedia menayangkan film yang dulunya saat tayang di bioskop ga saya tonton, ato karena malas nyarinya (entah di rental, lapak ato gratis lewat internet).
Saya ga mau bahas film yang nontonnya lewat acara di tv deh. Itu lain cerita lah! Secara kalo nonton biasanya pasti malam hari (yang mana biasanya dulu selalu rebutan ama penghuni rumah/kos yang lain),  nonton lewat tv juga kurang seru karena ga bisa sepuasnya nyetel volume speaker kencang!
Selain film-film jadul kungfu Cina, saya udah berulang kali nonton film
Liat dari tahun-tahun filmnya ketauan banget yak kalo saya bukan abege lagi... Hihihi
Liat dari genrenya juga ga ada yang 'aneh-aneh'. Karena yaa jujur aja, film (DVD ato VCD) adalah barang yang wajib ditonton rame-rame di rumah jadi orangtua saya dulu ga  mengizinkan anak-anaknya untuk menonton apaalagi sampai mengoleksi film-film kategori dewasa (menjurus bok*p). Lemari, meja, rak bahkan kolong tempat tidur pasti sering disidak, dengan ato tanpa disaksikan ama anak-anaknya. Alhasil, kamar saya selalu bersih dan rapi.
Hwehehehe...

Coretan Selengkapnya...

Selasa, 26 Juni 2012

Day 16. Character on Movie who I can Relate to The Most

Hari Keenambelas
Hhmmm... karakter siapa ya yang paling pas menggambarkan saya??
Yang pasti, saya itu cantik kayak Elise Clifton-Ward (Angelina Joulie) di The Tourist (2010)
Hahaha... pasti dah banyak yang teriak protes, demo ke Senayan minta hturunkan harga BBM  saya sadar dan insyaf! Ya iyalah, secara saya khan emang lebih cantik dari dia. Hehehe...
Saya juga pintar dan cerdas, punya ingatan tajam dalam pelajaran kayak Hermione Granger (Emma Watson) dalam film Harry Potter (2001 hingga 2011). Jadi, wajar donk sejak SMP hingga SMA selalu dapat peringkat 2 besar di sekolah, dan masuk PTN bergengsi. Cihhuuiiiiyyy...!!
Ada lagi nih, saya itu mirip juga lho dengan karakter Sue (Wei Vicki Zhao) di So Close (2002). Cewek cantik satu ini selain cerdas, jago komputer juga jago bela diri. Yup, kompilit dah!
Jago masak?? Hohoho... pastinya! Berbagai olahan daging dan ikan khas nusantara saya bisa masak, dengan rasa yang ga kalah bersaing juga dengan kelas resto. Tapi tolong jangan suruh saya bikin kue deh, saya benar-benar ga bisa! Kalo nyicip dan menghabiskan mah saya jago. Hahaha...

Trus, kalo saya merasa kayak Jamie Sullivan (Mandy Moore) di A Walk to Remember (2002) pantas ga ya?
Cewek yang religius, karena berasal dari keluarga Kristen yang taat (anak Pendeta) yang masih memegang nilai-nilai ajaran agama, ga mau seks bebas sebelum menikah.
Aahh... cewek yang udah langka banget ya di zaman sekarang.

Jadi kalo saya merasa kalo saya adalah perpaduan semua karakter di atas, salah saya? Salah emak saya?? Salah teman-teman sekampung saya?? Salah sendiri kamu baca postingan ini.
Hehehe...


Coretan Selengkapnya...

Senin, 25 Juni 2012

Day 15. Awesome Movie Idea

Hari Kelimabelas
Ide cerita suatu film (terutama fiksi) biasanya dibuat dari imajinasi seorang penulis (naskah film ato novel). Untuk berimajinasi sendiri pun ga mudah. Yang namanya Mas Ilham itu suka datang ga diundang, pergi ga bilang-bilang. (diiihh... kayak apaan aja dah!)
Ada banyak ide film yang mengagumkan dan membuat saya tercengang. Liat aja contohnya film Harry Potter. Awalnya J.K. Rowling hanya iseng duduk di peron stasiun menunggu kedatangan kereta sambil membaca koran, lalu terlintas di benaknya seandainya ada peron bernomor 9 3/4 yang menembus tiang tembok dan bisa menuju ke suatu negeri antah berantah dimana sekolah sihir ternama, Hogwarts berada.
Ide brilyan lainnya sebenarnya udah lama sih ya datang dari film dan bahkan menginspirasi dunia di berbagai bidang. Sebut saja dulu film Star Wars.

Film keluaran tahun 1980an ini sukses menginspirasi dunia tentang dunia antariksa dimana pada era itu masih sangat jarang teknologi yang bisa membawa manusia terbang ke luar angkasa.

Ide film ini kalo dinalar sih kayaknya kok kurang pas ya, secara ga mungkin kita bisa masuk ke dalam perut bumi dimana makin ke dalam menuju inti bumi, suhunya makin puannaaaass... Seandainya kita mengebor dari kulit bumi di belahan yang satu dan ingin sampai ke belahan bumi lainnya secara linear, ga ada material dari alat, pesawat ato apapun yang sanggup menembus lapisan bumi tersebut. Tapi, namanya juga fiksi khan...
Hehehe...

Selain ide film tentang perjalanan ke antariksa (bulan, Mars, dsb) dan perjalanan ke pusat bumi, ada juga nih film yang menggambarkan perjalanan ke neraka.
Dante's Inferno: An Animated Epic (2010)
Saya hanya membahas dari film Dante aja nih, karena Drag Me to Hell sendiri adalah film thriller horror yang mana saya ga suka menontonnya!
Film Dante ini mengisahkan seorang prajurit Roma (setting Perang Salib) yang rela pergi ke neraka untuk menyelamatkan roh kekasihnya Beatrice yang meninggal karena dibunuh. Dante harus melewati berbagai mahluk penjaga neraka dan bagaimana para roh orang-orang yang udah mati mengalami siksaan itu secara gamblang digambarkan disana.

Yeah... lantas apakah dengan adanya ide film-film ini, orang-orang pun akan mudah melakukan perjalanan ke tujuan masing-masing? Wah, kalo saya mah ga usah deh jauh-jauh ke neraka. Hehehe...
Coretan Selengkapnya...

Jumat, 22 Juni 2012

Day 14. Best Movie that I Saw During 2011

Hari Keempatbelas

Tahun 2011 adalah tahun suram buat pecinta film, karena berbulan-bulan film-film box office dunia tidak masuk ke Indonesia. Alhasil, bioskop-bioskop di Indonesia hanya diisi dengan film-film lokal yang as we know mostly geje dan beberapa film-film lawas yang sudah basi. Herannya bajakan film-film bagus itu juga semakin telat nyampenya dan rada susah ditemukan di lapak-lapak ato di rental. Mungkin solidaritas kali yak??

Di semester kedua kemudian, si Om yang baik hati -- Jero Wacik (saat itu menjabat sebagai Menbudpar) tampil sebagai pahlawan (eng ing eng...) dengan membatalkan kebijakan larangan film-film impor dari beberapa distributor film terkenal. Alhasil, film-film manca pun kembali tayang di bioskop kesayangan kita di seluruh penjuru nusantara. Meski masi terhitung telat hampir sebulan dari jadwal rilisnya di Amrik sana, tapi ga apa-apalah. Paling tidak, kita masih bisa merasakannya langsung di bioskop.

Yaa... setelah penantian setahun dari Part 1 yang bikin penasaran, film ini pun ditutup dengan manis dengan matinya Lord Voldemort di tangan penyihir muda berbakat ini. Kehidupan di sekolah sihir Hogwarts pun kembali tenang.
Kira-kira J.K. Rowling bakal bikin novel lagi ga ya tentang anak-anak generasi penerus mereka yang juga bersekolah di sekolah yang sama? Let's hope so...


Coretan Selengkapnya...

Day 13. Movie that Wish I had Seen in Cinema

Hari Ketigabelas


Berhubung saya anak orang ga punya, hingga lulus kuliah bahkan di tahun pertama saya mulai kerja, saya hanya merasakan nonton di bioskop hanya satu kali yakni saat merayakan kelulusan SMP bareng teman-teman sekelas. (Sedih banget yak?!)

Selebihnya, saya menonton film-film luar hanya lewat televisi (keluarga saya sendiri pun baru punya antena parabola saat saya kelas 2 SMP), nonton di rumah/kos teman ato dengan menyewa VCD/DVD dari rental lalu diputar di rumah.

Dari sekian banyak yang sudah saya tonton, timbul pikiran seandainya film tersebut diputar ulang di bioskop, saya rela deh antri beli tiket lagi karena saya pikir menonton lewat laptop 12 inci yang hanya dilengkapi dengan speaker seadanya saja udah membuat saya terkagum-kagum dan menikmati banget film itu, apalagi kalo diputar di bioskop dengan tata sound yang ajiiibb...

Film ini menceritakan tentang seorang detektif rendahan John McClane (Bruce Willis) yang berusaha menggagalkan aksi kejahatan lewat internet yang berniat menghancurkan struktur teknologi yang men-support perekonomian Amerika Serikat. Dalam misi terakhirnya untuk menyelamatkan dunia ini, ia dibantu oleh seorang hacker muda Matt Farell.

Bruce Willis membuktikan bahwa dia masih bisa menjadi jagoan negara di usia uzurnya, dan aksi-aksi berbahaya yang luar biasa. Mengambil plot IT dan komunikasi digital serasa menjadi tambah menarik cerita film ini. Susunan cerita sebenarnya sudah sesuai dengan runutan.
Saat Farell dan McClane berhasil lolos dari apartemen Farell yang dibom, Gabriel sempat lost contact, tapi entah mengapa tiba-tiba Farell bisa ditemukan tanpa ada alat sadap atau kecanggihan teknologi apapun, hanya dari sinyal radio yang ada di mobil polisi. Sedangkan, mobil polisi itu banyak, dan frekuensinya pun berbeda.
Tapi terlepas dari itu, aksi-aksi yang dihadirkan benar-benar memukau. Yang bikin saya salut adalah membawa jet ke tengah-tengah kota, di jalan tol dan efek ledakan yang luar biasa. Mungkin inilah alasan film ini memenangkan Location Professional of the Year - Features dari COLA (California on Location Award) dan dinominasi sebagai Best Action/Adventure Film tahun 2007 dan 2008. Bagian ini pula yang sangat saya ingin tonton di bioskop! Hehehe...
Wajar deh dapat rating 7.4 dari imdb.
Tapi, sayangnya kenapa ya film ini cuma dapat 2 penghargaan yang kurang bergengsi yak?

"You're analog in a digital world..."
Simple, but meaningful!
Coretan Selengkapnya...

Day 12. Movie from My Childhood

Hari Keduabelas
Secara saya kelahiran '90 (dianjurkan untuk ga mudah percaya gitu aja!), maka saya besar dengan film-film kungfu Asia dimana nama-nama seperti Andy Lau, Jackie Chan, Jet Lee, Jimmy Lien,  Sammo Hung, BoBo Ho (Hao Shao Wen) , Shi Xiao Long dan Donnie Yen akrab banget di mata dan telinga saya.

Film-film kungfu Asia dulu masih sering menghias layar kaca, baik pagi, siang maupun malam hari. Walo demikian, masih saja tetap mau nonton.
Film-film dari masa kecil saya juga antara lain

Ga tau juga deh film ini udah berapa kali diputar di tv. Tiap liburan anak sekolah ato tiap Natal, film ini selalu muncul. Bercerita tentang seorang petualangan anak bungsu dari suatu keluarga besar yang ditinggal pergi liburan oleh keluarga besarnya.
Petualangan dimulai saat ada 2 orang jahat yang berusaha masuk ke rumah anak tersebut yang berniat untuk mencuri. Anak imut ini pun berusaha mencegahnya dengan memasang berbagai perangkap. Lucu dan menghibur. Tapi kalo untuk zaman sekarang sih kok kayaknya ga mungkin ya orang dewasa dikibulin dan dikalahin ama anak kecil? Apalagi namanya maling mah sekarang canggih... 
Monkey Icons Yoyo
Coretan Selengkapnya...

A K Y



Aky was here...
26-02-2012 - 21-06-2012





Coretan Selengkapnya...

Kamis, 21 Juni 2012

Day 11. Most Surprising Plot or Twist Ending

Hari Kesebelas
Saya suka film dengan jalan cerita yang menantang, yang bisa membuat saya berpikir dan ga menduga endingnya, lalu dengan monyong saya akan berkata "Oohh... itu toh maksud filmnya!"
Makanya saya ga suka dengan sinetron dan film Indonesia (baca Adegan Sinetron Indonesia)
yang mana jalan ceritanya mudah ditebak.
Tapi, walopun saya menyukai jalan cerita yang menegangkan dan membuat saya berpikir, saya ga suka juga donk kalo bagian-yang-membuat-saya-berpikir itu terlalu berbelit-belit ato malah membuat bingung dan buntutnya malah jadi malas nonton.




Tom (Joseph Gordon-Levitt) adalah seorang pria yang tumbuh dengan keyakinan bahwa setiap manusia terlahir berpasangan. Cepat atau lambat, dalam hidupnya, seorang pasti akan menemukan pasangannya dan mengarungi hidup ini bersama. Keyakinan inilah yang selalu ia pegang hingga ia dewasa.




Di sisi lain, Summer (Zooey Deschanel), justru tumbuh tanpa keyakinan akan adanya cinta sejati. Summer sama sekali tak percaya pada pria atau hubungan asmara. Ketika nasib mempertemukan dua anak manusia dengan beda keyakinan ini, maka yang terjadi adalah sebuah kisah romantis, tragis namun juga penuh dengan kelucuan.


Saat bertemu Summer, Tom yakin bahwa wanita ini adalah pasangan hidup yang telah digariskan untuknya. Keyakinan yang kuat inilah yang kemudian mendorong Tom untuk terus mengejar Summer tanpa putus asa. Tom memang sempat menjalin hubungan asmara dengan wanita yang ia anggap belahan jiwanya ini namun garis hidup akhirnya memisahkan mereka juga.
Apa yaaa...?? Sebenarnya sih jalan ceritanya mudah diikuti, secara filmnya sendiri ber-genre drama komedi romantis. Film ini menceritakan kehidupan 'percintaan' Tom dan Summer dalam 500 hari. Tapi di setiap selang 10 menit (mungkin ga sampai!), setting film akan berubah -- kadang maju, kadang mundur. Perubahannya pun ga tanggung-tanggung, sebentar di hari ke 30an, trus maju ke ke hari 200an, eehh... mundur lagi ke hari 100an, trus lompat lagi ke hari 300an, mundur lagi ke hari 50an.
Pas nonton film ini (lewat laptop), saya kepikirian untuk meng-editnya dulu dengan bantuan software pihak ketiga, saya potong-potong menjadi beberapa bagian, lalu saya urut lagi berdasar urutan hari kehidupan mereka. Iiiihhh...!!!

Anehnya, film ini masuk nominasi dan memenangkan Best Editing lho dari San Diego Film Critics Society Awards

Oiya, ada lagi nih... Butterfly Effect (2004)

Saya malas bikin reviewnya nih, karena jujur saya sendiri pun baru mengerti tentang jalan ceritanya yang mundur-maju ini menjelang setengah jam terakhir sebelum filmnya usai. Dengan monyong berkata, "Oohh... itu toh maksudnya!"
Hahaha...
It has been said that something as small as the flutter of a butterfly's wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world - Chaos Theory
Coretan Selengkapnya...

Rabu, 20 Juni 2012

Day 10. Movie that Changes My Opinion about Something

Hari Kesepuluh
Kategori ini menceritakan tentang film yang mungkin awalnya kita tahu konsep awal atau paradigma yang berkembang di masyarakat tentang sesuatu hal/benda adalah A tetapi setelah menonton film tersebut, yang selama ini kita yakini sebagai A itu justru adalah S ato bahkan Z. Hahaha... Jauh yak?!
Apakah itu artinya saya kecewa menonton suatu film?? Hohoho... Belum tentu!
Ini buktinya. Pandangan saya berubah ketika menonton Haywire (2012)

Film Haywire ini memang film laga. Bukan itu masalahnya. Ada banyak nama besar dalam film ini yang sepertinya bakal memberikan warna lain pada film arahan Steven Soderbergh ini. Gina Carano yang nyaris tak dikenal mendapat jatah sebagai pemeran utama sementara Ewan McGregorMichael FassbenderChanning TatumAntonio Banderas, dan Michael Douglas hanya kebagian peran pendukung.
Bisa jadi Haywire ini memang bakal memberi nuansa berbeda pada film action, abisnya Gina Carano disini berakting laga dengan keren banget. Tendangannya itu lho keras banget,  teknik kuncian dan bantingannya juga mantap. Pas adegan kejar-kejaran menangkap penjahat di Barcelona yang menyandera wartawan juga nafasnya stabil dan staminanya terjaga. Benar-benar pro!
Iya sih, cewe kelahiran Texas ini emang petarung Muay Thai. Jadi ga kagok kalo akting laga.
Sepulang dari bioskop nonton film ini jadi punya niat untuk lebih rutin lagi olahraga membentuk otot lengan, perut dan paha. Bahkan setelah menonton ulang lewat laptop pun masih aja punya niatan yang sama. Tapi yaaa itu, saya rajin fitness, sit up dan latihan beban hanya 1 minggu awal sejak menonton. Setelah itu, kembali deh ke selera asal!
Hhhmmm... Mungkin saya kudu rutin kali yaa nonton film ini paling ga dua kali sebulan biar rajin olahraga.
Monkey Winks
Hwakakaka...


Oiya, satu lagi nih film yang benar-benar mengubah pandangan saya alias membuat saya bingung (sekaligus kecewa tentunya!).
Sleeping Beauty (2011)
Kita setidaknya tahu donk dongeng klasik tentang Putri Tidur ato Sleeping Beauty (Perancis: La Belle au bois dormant) yang mengisahkan seorang putri cantik yang terkena kutuk sihir sehingga tidur lelap dalam jangka waktu yang lama dan baru bisa bangun kembali saat ada pangeran tampan yang menciumnya dengan segenap cinta.
Nah, jangan mengharapkan bakal ada adegan demikian dalam film ini. Ga ada sama sekali setting kerajaan, para bangsawan, kurcaci ato penyihir yang mengutuk si putri. Bukan termasuk kategori film X-rated juga, tapi saat ada adegan yang kurang pas untuk dikonsumsu bawah umur, kok rasanya film ini terasa janggal ya sampai bisa meraih 3 penghargaan dan masuk 5 nominasi di Australia sana...??
Monkey Emoticons

Coretan Selengkapnya...