Nasib Cagub-cawagub di tangan kita. Lhaa... nasib kita di tangan siapa??
Layaknya hari ini, jam 8 pagi saya sudah pergi naik sepeda ke warung untuk belanja kebutuhan dapur, melewati TPS terdekat di RT tempat saya tinggal. TPS-nya sepiii... tidak terlihat aktivitas warga, hanya 1-2 orang petugas.
Setibanya di warung, berbasa-basi dengan ibu-ibu yang juga sedang belanja.
Saya (S) : "Nyoblos ga, Bu?"
Ibu (I) : "Ga eh, mbak... saya males dan ga ngerti. Saya ga kenal juga siapa orangnya. Ga ada efeknya buat saya"
Saya sendiri juga tidak memilih bukan karena alasan tidak kenal dengan pasangan calonnya. Lhaa iyalah... mereka bukan saudara atau keluarga saya, apalagi pacar atau mertua saya. Ada hal-hal kritis yang saya yakin tidak perlu saya umbar ke publik karena itu juga terkait kerahasiaan hak pilih saya dan netralitas saya sebagai aparatur negara.
Hanya saja, saya tidak menyukai politik! Betapa saya telah melihat dengan mata kepala sendiri dan merasakan langsung bagaimana orang-orang yang dulunya berkerabat dekat bisa menjadi berseberangan hanya karena politik. Orang-orang yang biasanya berkawan menjadi lawan berseberangan, yang biasanya akur dan akrab menjadi saling menjelekkan dan saling menjatuhkan.
I'm just not into that...