Kamis, 14 Juni 2012

Day 2. Movie that I Love but Others Hate

Hari Kedua
Nah, dari judulnya aja keliatan khan kalo kategori ini murni berdasarkan selera. Orang lain suka, belum tentu saya suka. Sebaliknya, film yang saya gilai abis-abisan belum tentu kamu yang baca ini juga sama. Biasanya orang bisa menonton suatu film itu entah karena jalan cerita dan penokohannya, aktor-aktrisnya, ato karena punya kenangan khusus akan film itu (misal: nonton berdua pas baru jadian ama pacar, nonton rame-rame karena selebrasi kelulusan, dll).

Film yang saya suka tapi orang lain belum tentu suka adalah King Kong (2005)

Alasan klasik orang-orang mungkin ga suka dengan film ini adalah D-U-R-A-S-I. Ya, dengan waktu tayang 188 menit (tiga jam lebih), orang tentu akan malas berlama-lama menjejakkan pantat ato buat kamu yang menontonnya lewat DVD/VCD player ato komputer, kamu pasti akan lebih memilih untuk skip dan mempercepat adegan di tiga puluh menit awal karena terasa membosankan.
Pada awal tahun 1930-an, Carl Denham (Jack Black)  adalah pembuat film  dan petualang pemberani yang amat terkenal karena mendokumentasikan gambar satwa liar dan di daerah rimba yang terpencil dan berbahaya,  meskipun pihak studio keberatan  untuk mendanainya. Denham berencana untuk membuat film  berikutnya  dengan menaiki sebuah kapal untuk menuju Pulau Tengkorak (Skull Island),  sebuah pulau yang belum  terpetakan  yang dia  temukan di sebuah peta langka,  yang mana pulau itu akan menjadi lokasi syutingnya. Dengan meyakinkan para kru dan pemain film untuk menaiki kapal,  Denham mengatakan bahwa mereka akan mengambil lokasi syuting di Singapura.  Namun sebelum berlayar, sang aktris utama mundur dari proyek film tersebut.  Memerlukan seorang aktris cantik yang bersedia mengambil resiko,  Denham menemukan Ann Darrow (Naomi Watts), si cantik yang pernah bekerja di panggung pertunjukan yang telah pailit. Denham menawarkan peran tersebut dan Ann menerimanya.

Sesampainya di atas kapal, Ann bertemu dengan Jack Driscoll, si penulis drama yang amat dia puja karyanya.  Jack ikut dengan kapal menuju ke Pulau Tengkorak selain karena dijebak oleh Denham,  dia juga merupakan  penulis naskah  dari film epik yang akan dibuat oleh Denham.

Ketika Denham dan kawan-kawan tiba di Pulau Tengkorak, penduduk pribumi yang buas menyerang mereka, tapi itu hanyalah  sedikit masalah yang mereka hadapi. Pulau Tengkorak adalah sebuah tempat perlindungan bagi kehidupan prasejarah yang mana dihuni oleh banyak  dinosaurus  dan seekor makhluk buas lain  bernama Kong, seekor gorila  dengan tinggi 25 kaki yang lebih kuat dari makhluk apa pun yang ada di Bumi. Penduduk pribumi lalu menculik Ann, memberikannya pada Kong sebagai tumbal untuk memenuhi kebutuhan si Kong. Denham dan para krunya pergi mencari  dan menyelamatkan Ann, bersama  dengan Jack Driscoll yang bertekad untuk menyelamatkan wanita yang dicintainya.

Akhirnya, Driscoll berhasil  menemukan Ann dan Denham  mengelabuhi Kong dan menangkap kemudian  membawa makhluk raksasa itu ke New York untuk ditampilkan ke khalayak ramai sebagai hiburan untuk mencari keuntungan.  Tapi Kong memiliki ikatan  dengan Ann Darrow. Dalam pencariannya terhadap Ann, kota New York pun menjadi sasaran amuk kemarahan Kong.

Yang membuat saya suka ama film ini sih kedengaran rada klise: romantisme cinta antara hewan dan manusia! Ya, silakan tertawa sepuasnya tapi alasan ini emang apa adanya. Seekor hewan buas aja tahu bagaimana cara mencintai dengan segenap hati dan jiwa (Eehh... hewan punya jiwa ga ya?) serta mau berkorban nyawa demi menjaga dan melindungi yang dikasihinya.


Adegan yang bikin saya sempat menitikkan air mata adalah saat Kong dan Ann memandang matahari keemasan yang mulai tenggelam dari balik tebing, dan saat bermain seluncur berdua di salju menikmati saat terakhir Kong.
(duuhh... kok mewek begini yak?!)
Monkey Wink Yoyo


Bukan cuma itu aja kok. Adegan saat Kong berkelahi di jurang dengan para dinosaurus juga patut diacung jempol. Efeknya benar-benar terlihat nyata, seru dan menegangkan! Menghibur deh pokoknya... (Yeah, walo kayaknya ada yang missed disini. Film ini setting abad 20, sementara dinosaurus sendiri khan udah punah dari zaman kapan gitu!)
Film ini cukup impresif, hasil besutan seorang yang dulunya hanya sutradara horor kelas B namun sanggup mengantongi 3 Oscar, 22 penghargaan dan 47 nominasi lainnya.

Jadi... ga salah khan kalo saya suka dengan film ini?

Monkey Icon Cici