Rabu, 30 Maret 2011

Pancaroba (1)

“Hati-hati yaa, jaga kesehatan dan stamina tubuh soalnya lagi musim pancaroba… Jangan sampai sakit!”
Sering ga denger kalimat seperti itu? Kita bertanya-tanya, apa sih musim pancaroba? Apakah masih sodaraan ama musim duren, musim rambutan dan musim-musim lainnya?

Dari yang saya pinjam punya Om Wikipedia, musim pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu antara musim penghujan dan musim kemarau. Pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau (biasa terjadi pada bulan Maret dan April) disebut sebagai mangsa marèng, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan (biasa terjadi pada bulan Oktober hingga Desember) disebut mangsa labuh.

Pada musim pancaroba terjadi perubahan cuaca dari terik matahari yang panas di musim yang sudah masuk pada kemarau menjadi hujan lebat kadang disertai petir dan angin ribut dengan udara yang tiba-tiba dingin. Demikian sebaliknya. Suhu udara jadi sering berganti. Pagi dan malam hari yang biasanya dingin menjadi terasa sangat panas. Perubahan cuaca yang drastis ini tentu saja membuat tubuh harus pandai beradaptasi dengan cuaca. Untuk itu dibutuhkan stamina yang prima dan fit. Jika tidak, tubuh menjadi kurang dapat beradaptasi. Inilah yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit terutama bagi mereka yang sering  bekerja keras dan  kurang beristirahat.
Pergantian musim selalu diiringi mewabahnya sejumlah penyakit. Perubahan cuaca dari musim hujan memasuki musim kemarau atau sebaliknya membuat tubuh harus beradaptasi ekstra keras. Dari udara panas dan kering hingga tiba-tiba dingin dan lembab. Ditambah lagi angin kencang yang menerbangkan debu.

Perubahan cuaca yang tiba-tiba membuat daya tahan tubuh menurun. Penyakit yang kerap ditemui saat musim pancaroba adalah diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan demam berdarah.

Gejala awal gangguan saluran pernafasan atas biasanya berupa batuk, bronkhitis, pilek atau influensa disertai bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh atau demam. Demam itu bukan merupakan penyakit melainkan gejala tubuh yang dalam kondisi membangun pertahanan melawan infeksi.

Musim pancaroba juga kerap menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare. Penyakit ringan ini juga bisa berakibat fatal jika terjadi pada anak balita yang kurang mendapat perawatan.

Perubahan iklim juga memperburuk penyebaran penyakit. Penyakit yang umumnya menyerang tersebut adalah malaria, demam berdarah dan influenza. Beragam penyakit tersebut dapat disebabkan bakteri, parasit maupun virus. Di musim pancaroba virus dan bakteri banyak berkembang biak.

Berikut adalah solusi agar tubuh tetap fit di tengah cuaca yang kurang bersahabat.
1.  Konsumsi makanan bergizi.
Daya tahan tubuh yang baik, selain dapat diperoleh makanan yang cukup jumlahnya, juga harus memenuhi semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Perbanyaklah makan buah dan sayur, serta minum susu.
2.  Cukup istirahat.
Kurang istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh kita. Tidur 6-8 jam sehari, memberikan tubuh kita istirahat yang cukup dan membantu pemulihan daya tahan tubuh.
3.  Sempatkan untuk berolahraga.
Usahakan berolahraga secara rutin minimal 3 kali seminggu selama 30 menit. Pilih olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging, senam, treadmill, bersepeda, atau sekedar berjalan kaki berkeliling kompleks.
4.  Kelola stres dengan baik.
Dewasa ini sangat sulit untuk menghindari stres. Hanya dengan belajar mengelolanya secara tepat, kita dapat terhindar dari dampak negatif stres seperti sulit tidur, nafsu makan berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi daya tahan tubuh kita.
5.  Konsumsi suplemen yang tepat.
Sebagian besar dari kita sulit memenuhi kebutuhan gizi harian dengan diet yang seimbang, sehingga suplemen tambahan diperlukan terutama di musim pancaroba. Vitamin C, Zinc, dan Echinacea adalah sebagian dari suplemen yang telah terbukti mampu mendongkrak daya tahan tubuh kita. Pilihlah suplemen yang tepat dan minumlah sesuai kebutuhan kita.
6.  Kurangi minum minuman dingin dan perbanyak minum air putih (suhu normal) minimal 8 gelas sehari. Minuman dingin dapat menurunkan daya tahan tubuh kita terhadap peralihan cuaca.
7.  Menjaga kebersihan makanan dan minuman, membiasakan diri membersihkan dan mencuci tangan sesudah buang air besar atau tiap sebelum dan sesudah makan, serta menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, memberantas lalat, nyamuk, kecoa, semut. 
8.  Bila terjadi keluhan yang serius, segera periksakan ke dokter.