Selasa, 29 Maret 2011

Tips Menghadapi Politik Kantor (1)

Kantor bisa dianalogikan dengan sebuah Negara: ada presiden, ada kaki tangan presiden, ada rakyat dan ada politik yang mewarnai organisasi. Tanpa ini, pemerintahan tentu saja tak mungkin berjalan dan mencapai tujuannya. Itu pula yang lazim terjadi di kantor.

Mungkin kita gerah dan alergi mendengar istilah politik karena bagi sebagian orang istilah politik identik dengan kesan negatif dan ‘kotor’. Padahal sebenarnya tak selamanya politik kantor dipahami secara negatif. Politik kantor, selama dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan yang mendatangkan kebaikan banyak orang dan meningkatkan kualitas pekerjaan, rasanya sah saja. Dengan memahami peta politik di kantor, kita akan bisa lancar dalam bekerja, terhindar dari konflik yang tidak perlu serta membantu kita mencapai tujuan dan bekerja.

Untuk menjaga produktivitas, ada baiknya kita tetap menjaga diri atau segera menyelamatkan diri saat menyadari kita terjebak dalam politik kantor. Karena bagaimanapun, tidak mudah untuk mendeteksi ujung permainan. Apakah persaingan akan bergerak ke arah persaingan positif, atau justru malah destruktif bagi karir kita.
Berikut adalah tips agar kita dapat tetap eksis di kantor tanpa harus terikut arus politik kantor:
1.  Observasi dan Mapping
Lakukan observasi terhadap lingkungan kerja kita. Dengan demikian kita dapat membaca dan memetakan kubu-kubu yang terbentuk serta karakteristik dari masing-masing kubu di kantor. Kita juga dapat menjaga posisi tetap netral dan berteman dengan kubu manapun.
2.  Pasang Telinga
Jangan sembarangan bergosip masalah kantor. Kita tidak pernah tahu apakah relasi kita benar-benar dapat dipercaya. Ingat pepatah yang mengatakan bahwa dinding pun bertelinga! Jagalah perkataan dan tindakan kita.
3.  Amankan Pekerjaan
Laporkan semua pekerjaan yang telah kita lakukan kepada supervisor atau atasan kita. Hal tersebut untuk memastikan atasan kita tahu bahwa kitalah yang mengerjakan pekerjaan tersebut, bukan pihak lain. Selain itu, atasan kita juga dapat menilai langsung performa kerja kita.
4.  Junjung Etika dan Kinerja
Bukan mustahil apabila akhirnya kita jadi “korban” politik kotor kantor. Yang penting tetap junjung etika. Jangan sampai akhirnya kita terbawa emosi yang berdampak buruk bagi diri dan karir kita. Hadapi semua dengan kepala dingin dan teruslah memberikan kinerja yang baik bagi kantor tempat kita bekerja. Jangan cemari diri kita dengan hal-hal yang justru dapat merusak kinerja dan produktifitas kita.

Masalah yang sering dihadapi adalah meski kita sudah bersikap profesional, kerap godaan terjebak dalam politik kantor tak bisa dihindari, cepat atau lambat knda pasti terkena jeratnya jika tak waspada dan hati-hati.
Berikut adalah cara bijak berurusan dengan politik kantor ketika kita mulai terjebak di dalamnya:
1.  Jangan salahgunakan posisi
Jangan mengambil keuntungan dari posisi kita saat ini, bisa jadi itu akan menjerat kita pada politik kantor yang kotor. Sementara tim bekerja, hindari menggunakan posisi kita untuk mengambil kebijakan tidak benar. Sikap kita justru akan menjadi bahan perbincangan di antara rekan-rekan satu tim.
2.  Menjadi bagian dari tim
Sebagai pemain tim, kita harus paham bahwa perusahaan dan tim terbentuk sebelum kita datang. Kita tidak bisa egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Menjadi bagian dari tim justru bisa meningkatkan peluang kita untuk promosi di samping menunjukkan sikap professional. Jadi, meski kita memiliki pendapat negatif terhadap salah satu rekan kerja, simpanlah untuk diri kita sendiri.
3.  Bersikap profesional
Pertahankan sikap profesional kita di setiap kesempatan, termasuk saat bersentuhan dengan dunia kerja dan rekan-rekan kita di kantor. Jika kita terlihat sebagai seorang profesional, orang akan menilai kita tak terpengaruh sediktipun dengan politik kantor ataupun gosip kotor. Saran lain, sebaiknya ikutilah budaya perusahaan jika kita tak ingin menjadi bahan perbincangan di antara rekan kerja. Salah satunya adalah dengan menahan diri untuk tidak mengenakan busana dan make up yang tidak sepantasnya dikenakan di kantor.
4.  Menjauhi gosip
Jika kita terlibat dalam perbincangan bermuatan gosip, percayalah, cepat atau lambat kita akan menjadi bagian dari politik kantor itu sendiri. Gosip bisa berbahaya jika kita adalah tipe yang gemar meminta feedback dari gosip yang kita hembuskan. Ini bisa membuat kita kehilangan penghargaan dari orang-orang di sekitar kita. Ingat, tak akan ada pembicaraan baik dari seorang penjual gosip murahan!
5.  Menyibukkan diri
Dilanda kebosanan karena tak ada pekerjaan cenderung membuat kita mulai bergosip. Sebaiknya tahan diri dan menjauhlah segera dari orang-orang yang mencoba melibatkan kita dalam gosip. Jika kita menyibukkan diri, dijamin tak ada seorangpun yang akan mengajak kita untuk bergosip.
Menghindari politik kantor membantu kita menjaga kesehatan mental serta membuat hubungan kerja terjalin baik dengan rekan-rekan kerja. Jadi, meski kita tidak ingin terjebak politik kantor, setidaknya kita bisa berusaha untuk menghindarinya.




*menulis untuk diri sendiri, kala terjebak dalam intrik politik kantor yang menggelitik.