Jumat, 25 Maret 2011

Sepertinya Aku Mulai Mencintai Kota Ini (2)

Tadi sore aku barusan keluar jalan-jalan mengitari kota, untuk sekedar melepas penat dan menghirup udara segar. Hhmmm… sudah lama sih sebenernya pengen bercerita lebih banyak tentang kota ini, kota tempat aku sekarang mencari hidup dan penghidupan.

Kota ini merupakan ibu kota provinsi yang terlahir di tengah hutan tanpa pernah tangan penjajah menyentuhnya, dan kini berkembang menjadi kota yang bersih dan hijau sesuai dengan komitmen pemerintah daerah sebagai green and clean province. Jikalau anda singgah di kota ini, jangan harap anda akan menemui jalan macet yang padat merayap ato sampah yang berserakan di pinggir jalan. Anda hanya dapat menarik nafas menghirup udara segar, meski sedang bersantai di pinggir jalan raya sekalipun. Pohon-pohon yang tumbuh di torotoar jalan pun akan meneduhkan anda.
Gambar 1: Torotoar jalanan kota yang sejuk dan asri
Ga bakalan rugi deh berjalan kaki di kota ini. Walopun kota ini ga pernah disentuh tangan penjajah, tapi kita bisa melihat perjuangan para pahlawan bangsa di taman perjuangan bangsa yang terletak tepat di depan kantor Gubernur. Setiap sore ada saja keluarga, anak muda, beserta pedagang jajanan jalan nongkrong bersama di sini. Hal ini menandakan kesan bahwa selain bisa bersantai menikmati keindahan taman kota, kita juga bisa belajar tentang perjuangan para pahlawan membela bangsa ini lewat relief yang terukit di dinding taman.
Gambar 2: Taman Perjuangan Bangsa dan Relief Dindingnya.

Di tengah taman tersebut ada pula patung seorang pemuda berbaju merah bercelana putih membawakan sebuah obor, menandakan semangat pemuda membangun sebuah bangsa.
Gambar 3: Patung Pemuda Bangsa di taman kota

Di pusat kota terdapat Bundaran Besar. Bundaran ini berada tepat di depan istana Gubernur, mengajak kita untuk menengok arti sebuah perjuangan dan jiwa kebangsaan. Terlihat gambaran dari patung-patung Tentara Republik Indonesia dan Pemuda yang bersama bahu-membahu mengenggam dan mengangkat tangannya; serta lambang hari kemerdekaan Indonesia yang ditunjukkan dengan sebuah tunggu setinggi 17 meter, 8 jalan protokol menuju tugu dan 45 meter jarak antara masing-masing ke delapan jalan tersebut yang menyatakan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Gambar 4: Patung TNI dan Pemuda di Bundaran Besar

Ya, betapa aku mulai mencintai kota ini. Bahwa untuk menjadi sebuah kota impian yang nyaman untuk dihuni dan ditinggali, tidak perlu gedung-gedung bertingkat pencakar langit yang bertebaran di sepanjang jalan protokol, tidak perlu banyak pusat hiburan malam yang ujung-ujungnya hanya menjadi tempat praktek prostitusi dan narkoba, tidak perlu ruas jalan yang lebar namun hanya membuat waktu kita terbuang di jalan akibat macet, tidak perlu pabrik-pabrik dan kendaraan-kendaraan bermotor memenuhi jalanan kalo akhirnya membuat polusi dan kebisingan  tingkat tinggi, tidak perlu arus informasi dan pergaulan yang terlalu bebas jikalau nantinya hanya akan merusak moral dan mental pemuda sebagai generasi penerus bangsa ini. Biarlah kota ini tetap begini – Kota Cantik yang sejuk, asri, bersih, nyaman dan ramah.